EVALUASI DIRI SEKOLAH
EVALUASI DIRI SEKOLAH
MAKALAH
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :
Pengembangan Profesi
Dosen Pengampu: Dr.
Tasman hamami, M.Ag
Disusun Oleh :
Galih Latiano (V
PAI A / 10411011)
Hamsah Ahmad Zakky (V PAI A / 10411012)
Diah Arum Rahmawati (V PAI A / 10411013)
Untari (V PAI A / 10411014)
Ummi Uswatul Khasanah (V PAI A / 10411015)
Hanifan Fahmi Hidayat (V PAI A / 10411013)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Evaluasi
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian tentang latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam
makalah ini adalah …. Tema masalah pokok tersebut dijabarkan dalam beberapa sub
tema masalah, sebagai berikut:
1.
C.
Tujuan
1. Mengetahui
2. Mengetahui
3. Mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
Sumber daya manusia (SDM) merupakan tiang utama dalam
pembangunan negara sehingga semakin terdidik SDM suatu negara maka akan semakin
mudah untuk melaksanakan pembangunan dan upaya pemenuhan kesejahteraan rakyat.
Di Indonesi, masih terdapat banyak permasalahan terkait dengan SDM terutama
rendahnya mutu pendidikan secara umum. Oleh karena itu, upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan mutlak harus dilaksanakan agar kita memperoleh SDM
yang bermutu untuk memacu pembangunan dan menyongsong era globalisasi yang efeknya
sudah mulai kita rasakan bersama sekarang.
Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2009 telah
menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 63 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) sebagai usaha untuk menciptakan
satu sistem penjaminan mutu pendidikan dan sekaligus menjadi dasar pelaksanaan
peningkatan mutu pendidikan sehingga akan tercipta peningkatan mutu pendidikan
yang berkelanjutan.
Salah satu komponen utama program SPMP adalah program Evaluasi
Diri Sekolah (EDS) yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Supported School Self Evaluation (SSSE). Dengan program ini
Sekolah diminta untuk secara internal melakukan evaluasi sendiri terhadap kinerjanya
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Program ini memerlukan dukungan penuh dari semua unsur dan pemangku kepentingan
(stakeholder) yang terlibat di sekolah
sehingga bukan hanya kepala sekolah saja yang terlibat tapi juga para guru,
komite sekolah, wakil orang tua peserta didik serta mendapat bimbingan dari
pengawas sekolah sehingga diharapkan akan memberikan dasar yang nyata untuk
membuat RPS/RKS yang solid untuk peningkatan kinerja dan mutu sekolah.
1.
Pengertian Evaluasi Diri Sekolah
Evaluasi
diri sekolah adalah proses yang mengikutsertakan semua pemangku kepentingan
yang memungkinkan sekolah menilai mutu penyelenggaraan pendidikan dibandingkan
dengan indikator-indikator kunci yang mengacu pada 8 Standar Pendidikan
Nasional (SNP), sehingga dengan demikian kekuatan dan kemajuan yang dicapai
dapat diketahui, sementara aspek-aspek yang memerlukan peningkatan dapat
diidentifikasi.
Proses
evaluasi diri sekolah merupakan siklus, yang dimulai dengan dibentuknya Tim
Pengembang Sekolah (TPS) untuk melakukan evaluasi setelah mereka memperoleh
pelatihan penggunaan Instrumen EDS ini.
Tim
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber untuk menilai kinerja sekolah
didasarkan atas indikator-indikator yang dirumuskan dalam Instrumen EDS.
Kegiatan ini melibatkan semua staf sekolah serta mengupayakan memperoleh pendapat
dari seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Selama proses kegiatan dilakukan,
diharapkan ada satu visi yang jelas menyangkut wujud kinerja sekolah yang
diinginkan. Informasi yang dikumpulkan digunakan sebagai bahan untuk menetapkan
aspek mana yang menjadi prioritas dalam perencanaan peningkatan dan
pengembangan sekolah.
Laporan
dikirim ke Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk memberikan informasi
mengenai kinerja sekolah terkait dengan 8 SNP dan mutu pendidikan di sekolah
sebagai masukan penyusunan perencanaan pada tingkat kabupaten/kota, propinsi,
dan nasional.
2.
Peran Evaluasi Diri Sekolah
EDS di Sekolah diperlukan sebab sampai sekarang belum
ada satupun alat yang dapat dipakai oleh Sekolah untuk memberikan gambaran umum
dalam aspek SPM dan 8 SNP secara nyata, akurat dan berdasarkan bukti-bukti
tentang seluruh kinerja Sekolah sebagai dasar untuk membuat RPS/RKS dan
peningkatan mutu professional seluruh pemangku kepentingan Sekolah.
Walaupun sudah ada beberapa upaya evaluasi di Sekolah,
kebanyakan adalah evaluasi yang dilakukan oleh pihak luar, jadi sifatnya
eksternal, untuk menilai Sekolah contoh untuk akreditasi, pemberian bantuan
dsb. Dengan demikian kehadiran EDS amat diperlukan oleh Sekolah karena evaluasi
ini adalah evaluasi internal yang dilakukan oleh dan untuk Sekolah sendiri guna
mengetahui kekuatan dan kelemahannya sendiri semacam cermin muka yang dapat
dipakai dalam melihat kekuatan dan kelemahannya sendiri untuk selanjutnya
dipakai dasar dalam upaya memperbaiki kinerjanya.
Hasil EDS juga dapat dipakai oleh Pengawas untuk
laporan kepada pihak Dinas Pendidikan/Kantor Kemenag kab/kota melalui kegiatan
“Monitoring Sekolah Oleh Pemerintah Daerah” (MSPD) sebagai masukan untuk dasar
Perencanaan Peningkatan Mutu Pendidikan dan dasar pemberian bantuan /
intervensi ke Sekolah.
3.
Manfaat Evaluasi Diri Sekolah
Beberapa manfaat Evaluasi Diri Sekolah (EDS):
a.
Bagi sekolah/madrasah:
1)
Sekolah mempunyai instrument internal yang dapat
dipakai untuk mengevaluasi kinerjanya.
2)
Sekolah dapat mengetahui sampai dimanakah Tahap
pencapaian mereka dilihat dari SPM dan SNP.
3)
Sekolah dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahannya secara pasti.
4)
Sekolah dapat mengetahui dengan pasti dan dapat
memprioritaskan aspek mana yang memerlukan peningkatan.
5)
Sekolah dapat memperoleh dasar nyata untuk
membuat RPS/RKS dan RAPBS/RAKS berdasarkan kebutuhan nyata Sekolah, bukan atas
dasar asumsi atau perkiraan saja
6)
Sekolah dapat mengetahui perkembangan upaya
peningkatan mutu pelayanan mereka sebab EDS dilakukan secara berkala.
b.
Bagi sistem pendidikan di kab/kota:
1)
Diperolehnya informasi kongkrit keadaan umum
Sekolah dalam pencapaian SPM dan 8 SNP.
2)
Terdapatnya gambaran umum secara pasti tentang
kinerja sekolah-sekolah ditahap kab/kota.
3)
Adanya dasar untuk kegiatan perencanaan ditahap
kab/kota serta dasar pemberian bantuan ke sekolah-sekolah di daerah itu.
4)
Hasil EDS ini dijadikan dasar untuk laporan ke
jajaran ditahap kab/kota melalui kegiatan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah
Daerah (MSPD) yang dilakukan oleh para Pengawas Sekolah.
4.
Perbedaan Evaluasi Diri Sekolah Dengan
Evaluasi
a. EDS
adalah evaluasi diri yang bersifat internal yang dilaksanakan oleh para
stakeholder di Sekolah tersebut.
b. EDS
dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sendiri dan dipakai sebagai
dasar untuk membuat RPS/RKS dan RAPBS/RAKS.
c. EDS
dilaksanakan bukan untuk memberikan peringkat atau ranking Sekolah dibanding
dengan Sekolah lainnya.
d. Evaluasi-evaluasi
lainnya biasanya bersifat eksternal yang dilakukan oleh pihak luar lebih untuk
kepentingan mereka bukan kepentingan Sekolah.
e. Karena
EDS adalah evaluasi internal untuk dasar peningkatan mutu mereka maka evaluasi
biasanya akan lebih jujur sebab keadaan itu akan dijadikan dasar pelaksanaan
upaya peningkatan kinerja mereka.
B.
Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kurikulum
B.
Saran
Di dalam makalah ini, mungkin banyak sekali terdapat kekurangan dan kesalahan, baik
dari segi penulisan ataupun pengertian. Oleh karena itu, penulis memohon maaf dan meminta
saran dan kritikan yang sifatnya membangun, agar dapat menjadi perbaikan bagi penulis untuk penulisan makalah-makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
0 comments: